Hanya sekedar mimpi bodoh dalam fikiranku
bersama kegelapan malam yang hening
dan tak lupa keterpurukan akan masa lampau menemaniku
dari diriku juga masa kecilku
saat aku belajar merangkak, aku memperkuat sanggahan-sanggahan tangan dan kakiku yang saat itu masih mungil
saatku mulai bisa melangkah, ku langkahkan kaki kecilku
ku coba menjaga keseimbangan agar tubuhku tak goyah
dan saat diriku sudah mulai berlari . .
Aku coba memperkeras langkah kakiku hinggaku bisa sampai di tempat tujuanku
meski tak cukup satu, dua, tiga kali bahkan lebih diriku tak bisa
terjatuh dan gagal . .
Namun aku tak pernah menyerah, mencoba dan terus mencoba hingga aku bisa
dan tak lupa aku menengok kebelakang
apa saja yang kurang dan apa yang ku rasa berlebihan
berbenah diri agar menjadi pribadi yang baik
terjungkallah tubuhku karena batu-batu penghambat impian
terus dan terus memperkuat agar diriku tak jatuh di kesalahan yang sama
suatu saat kutemui sesuatu yang tak pernah aku melihatnya
wajah rupawan dan senyum manis dari bibirnya
dia terus melangkah mendekat
tak hentinya aku di herankan olehnya
kuliat dia dari ujung kaki hingga ujung rambut jabriknya dan terus menatapnya
bola mata itu menatapku
tak lama, aku berbincang dengan orang misterius itu .
Oh . .
Ternyata dia adalah ". . . . . . . ."
berbincang seakan sudah akrab saja
meliriklah matanya kekanan dan kekiri
hingga akhirnya ia berkata sepatah kata sembari menjauh
merenung, mencoba tuk pahami maksutnya
apa yang dia maksut
aku tahu . . :)
dengan tenangnya malam aku tersenyum
sudah-sudah. Aku tak mau lagi memfikirkan hal itu lagi
tak mau tapi menarik hati
di tengah dingannya malam mataku terpejam
membuatku terbang bersama angan
dan terbangun di pagi yang tenang
Rabu, 24 Agustus 2011
Saat dirinya membuatku bertanya
Diposting oleh Mey Linda Anggraeni Sutrisno :) di 14.50Pertanyaan Gadis di Tengah Malam
Diposting oleh Mey Linda Anggraeni Sutrisno :) di 08.16Memecah hening di tengah malam
seorang gadis remaja berlesung pipi menangis merintih
tak ada yang tau apa yg menyebabkan dia menangis
dan tak ada satu orangpun yang mau mendekat menghiburnya
dia selalu berkata , jika daku bisa memutar waktu ini
Aku tak mau semua terjadi , aku lebih memilih memberikan hidupku kepada orang yang bisa lebih tegar dari diriku
entah mengapa dia terus dan terus menyalahkan dirinya
dia enggan menerima semua yang di gariskan Tuhan untuk dirinya
mata yang terus berkaca kaca, jika kau pandang mata kecoklatanya
tampak jelas banyak hal yang terpendam dalam hatinya
setiap malam ia bercerita pada buku kesayangannya
tak terasa, tangan kecilnya menorehkan penanya di atas lembar lembar putih yang tak ternodai
entah mengapa , ia selalu saja menangis
baru aku mengerti, beban di batinnya yang menurutku cukup berat
terlahir dari kedua orang tua yang harus berpisah
mungkin. Jika aku menjadi dia, aku akan sama
kehilangan orang yang penting dalam hidupnya
itu alasan mengapa ia selalu menangis
sampai suatu malam ia bermimpi
kedua orang tuanya berkumpul bersama, tertawa bersama, dan menghabiskan malam bersama sama
namun naas, ternyata itu hanya setitik keinginannya yang tak mungkin terwujud
"kenapa harus aku ? Kenapa keluargaku ? Kenapa dalam hidupku tuhan ?"
pertanyaan yang tak henti hentinya terucapkan dari bibirnya
pertanyaan yang menyita waktu malamnya
merenung di malam tanpa bintang penerangnya
terdiam . .
Sendirian . .