Rabu, 24 Agustus 2011

Saat dirinya membuatku bertanya

Hanya sekedar mimpi bodoh dalam fikiranku
bersama kegelapan malam yang hening
dan tak lupa keterpurukan akan masa lampau menemaniku
dari diriku juga masa kecilku
saat aku belajar merangkak, aku memperkuat sanggahan-sanggahan tangan dan kakiku yang saat itu masih mungil
saatku mulai bisa melangkah, ku langkahkan kaki kecilku
ku coba menjaga keseimbangan agar tubuhku tak goyah
dan saat diriku sudah mulai berlari . .
Aku coba memperkeras langkah kakiku hinggaku bisa sampai di tempat tujuanku

meski tak cukup satu, dua, tiga kali bahkan lebih diriku tak bisa
terjatuh dan gagal . .
Namun aku tak pernah menyerah, mencoba dan terus mencoba hingga aku bisa
dan tak lupa aku menengok kebelakang
apa saja yang kurang dan apa yang ku rasa berlebihan
berbenah diri agar menjadi pribadi yang baik

terjungkallah tubuhku karena batu-batu penghambat impian
terus dan terus memperkuat agar diriku tak jatuh di kesalahan yang sama
suatu saat kutemui sesuatu yang tak pernah aku melihatnya
wajah rupawan dan senyum manis dari bibirnya
dia terus melangkah mendekat
tak hentinya aku di herankan olehnya
kuliat dia dari ujung kaki hingga ujung rambut jabriknya dan terus menatapnya
bola mata itu menatapku
tak lama, aku berbincang dengan orang misterius itu .
Oh . .
Ternyata dia adalah ". . . . . . . ."
berbincang seakan sudah akrab saja
meliriklah matanya kekanan dan kekiri
hingga akhirnya ia berkata sepatah kata sembari menjauh
merenung, mencoba tuk pahami maksutnya
apa yang dia maksut
aku tahu . . :)
dengan tenangnya malam aku tersenyum
sudah-sudah. Aku tak mau lagi memfikirkan hal itu lagi
tak mau tapi menarik hati
di tengah dingannya malam mataku terpejam
membuatku terbang bersama angan
dan terbangun di pagi yang tenang

0 komentar:

Posting Komentar